Weekly post

  • Posted by : Muhammad Luthfi Muthi Kamis, 19 Maret 2015

          Pengertian Enkripsi Hill Cipher Dalam Kriptografi | Hill Cipher merupakan salah satu algoritma kriptografi kunci simetris. Algoritma Hill Cipher menggunakan matriks berukuran m x m sebagai kunci untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Hill Cipher merupakan penerapan aritmatika modulo pada kriptografi. Teknik kriptografi ini menggunakan sebuah matriks persegi sebagai kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Hill Cipher termasuk kepada algoritma kriptografi klasik yang sangat sulit dipecahkan oleh kriptanalis apabila dilakukan hanya dengan mengetahui berkas ciphertext saja. Namun, teknik ini dapat dipecahkan dengan cukup mudah apabila kriptanalis memiliki berkas ciphertext dan potongan berkas plaintext.Penyelesaian Enkripsi Hill Cipher Dalam Kriptografi .  Proses enkripsi pada Hill Cipher dilakukan per blok plaintext. Ukuran blok tersebut sama dengan ukuran matriks kunci. Sebelum membagi teks menjadi deretan blok-blok, plaintext terlebih dahulu dikonversi menjadi angka, masing-masing sehingga A=1, B=2, hingga Y=25. Z diberi nilai 0.
    Secara matematis, proses enkripsi pada Hill Cipher adalah:
    C = K . P (3)
    C = Ciphertext
    K = Kunci
    P = Plaintext
    misal terdapat plaintext
    P = blogger berdasi
    Maka plaintext tersebut dikonversi menjadi:
    P = 2 12 15 7 7 5 18 2  5 18 4 1 19 9
    plaintext tersebut di enkripsi menggunakan kunci matrik 3 x 3 dengan metode hill cipher. karena menggunakan kunci matrik 3 x 3 maka plaintext dipecah menjadi 3 digit setiap kali perkalian.

         Hill Cipher diciptakan oleh Lester S. Hill, 1929 adalah cipher substitusi Polygraphic berdasarkan pada aljabar linear yang merupakan cipher Polygraphic pertama untuk beroperasi pada lebih dari tiga simbol sekaligus.
         Cara kerja atau Algoritma Kriptografi Hill Cipher adalah menggunakan perkalian matriks dan modulo. Ada 4 langkah untuk meng enkripsi dengan Hill Cipher.

    1. Merubah Array

    Langkah pertama yaitu merubah alfabet menjadi bentukan array dari 0. Berarti “A” menjadi 0, “B” menjadi 1, dan seterus nya “Z” menjadi 25.

    2. Perkalian Matriks

    Perkalian matriks menggunakan matriks berordo nxn, atau matriks bujur sangkar. Besar ordo adalah banyak karakter yang di eksekusi. Maksud nya jika menggunakan matriks 3×3, maka banyak karakter yang bisa di eksekusi dalam satu langkah adalah 3 karakter.

    3. Modulo

    Hasil perkalian matriks akan di modulo 26.

    4. Mengembalikan Array

    Hasil dari modulo yang berbentuk angka akan di konversi lagi menjadi bentukan huruf.
    Misalkan kita mempunyai data seperti berikut:
    PlainText : peetuka
    CipherKey/ Matriks : 3×3
    [1 2 3; 4 5 2; 2 5 4]
    CipherText : ??
    Algoritma Kriptografi Hill Cipher 1
    Algoritma Kriptografi Hill Cipher 1
    Karna menggunakan matriks 3×3, maka kita mengeksekusi 3 karakter perlangkah. “PEE TUK A”.
    Algoritma Kriptografi Hill Cipher 2
    Algoritma Kriptografi Hill Cipher 2
    Algoritma Kriptografi Hill Cipher 3
    Algoritma Kriptografi Hill Cipher 3
    Algoritma Kriptografi Hill Cipher – Karna A hanya satu karakter, sedangkan yang di butuhkan adalah tiga karakter, maka harus ditambah kan dua karakter pendukung. Di ajurkan sama. Disini menggunakan karakter “B”. Agar lebih mudah :D

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    Welcome To My Blog ^^ Powered by Blogger - Designed by Muhammad Luthfi Muthi